Catatan: bila podcast pada player di atas error atau tidak terputar secara penuh, silahkan mendengarkan melalui Spotify
Kali ini MSG untuk Pendidikan berbagi strategi merespon siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar dan kegagalan seringkali mendatanginya
Voice talents: Martha Ayu Dyani (remaja yang sulit belajar), Fathir Ibrahim (anak yang bertanya tentang jawaban PR ke ibunya), Winda Scorfi Anggraienna (ibu yang kurang responsif ke anaknya), Hamizan Nathan Putra Santoso (anak yang menangis), Dadang Wahyu Hendratmoko (Pak guru yang selalu menyalahkan siswanya), Diana Triastuty (Ibu guru yang bercerita ke siswanya)
Membebaskan siswa dari kesulitan belajar dan kegagalan tentu salah satunya menjadi tugas pendidik
Maka dalam bertindak atau merespon para siswa yang susah belajar maupun yang seringkali gagal, pendidik harus berhati-hati, salah-salah malah menanamkan rasa percaya ke diri para siswa tadi, mereka memang ditakdirkan untuk selalu gagal
Tidak menutup kemungkinan para siswa yang mengalami kesulitan belajar tadi disebabkan cara mendidik kita sebagai orangtua dan pendidik (guru) yang selama ini kurang atau tidak tepat
Terlepas dari itu semua, pendidik sebaiknya memaknai kegagalan adalah awal dari keberhasilan. Tanpa ada kegagalan, tidak akan ada yang pernah dipelajari oleh kita semua termasuk para siswa
Bila perlu kegagalan harus dirayakan karena dengan kegagalan para siswa jadi tahu apa-apa saja yang membuatnya tidak berhasil. Dalam hal ini mengajak para siswa bersyukur karena telah diberi kesempatan atau peluang untuk mengenal kesulitan dan kegagalan
Fenomena ini (merasa susah/sulit belajar dan terus menerus gagal) berkembang sejak dini, jadi penting sekali bagi guru SD faham dan sadar benar dengan kondisi ini.
Guru untuk siswa yang lebih tua pun sebaiknya juga tahu tentang siswanya yang susah belajar, karena nantinya akan berpengaruh ke kinerja akademik dan kesehatan mental siswa di masa depan
Dari artikel Ginna Guiang-Myers di Edutopia yang judulnya How to Counter Learned Helplessness ada beberapa ciri siswa yang susah belajar dan merasa selalu gagal di kelas
Pertama, tidak mau menerima bantuan, meski sang guru menawarinya berulangkali
Kedua, lalu mudah menyerah, tidak mau berusaha dan gampang frustasi
Selain itu terlihat kurang semangat dan merasa dirinya tidak berharga atau rendah diri dibanding teman-temannya yang lain
Berikutnya, selalu punya banyak alasan mengapa solusi untuk dirinya agar tidak sulit untuk belajar tidak akan pernah berhasil
Dengan begitu, di sekolah, peran guru sangat penting untuk menciptakan rasa optimis ke siswanya. Karena dengan rasa optimis, di situlah siswa akan diwarnai oleh harapan dan keyakinan bahwa dia bisa, sulit atau gagal dalam belajar bukanlah takdir untuknya
Takdirnya adalah terus berusaha untuk belajar dari kegagalan dan mengubahnya menjadi kesuksesan
Sehingga perlu upaya serius menciptakan lingkungan belajar yang makin mendorong mereka untuk maju meraih keberhasilan
Bisa dengan menghadirkan, diantaranya orang-orang dewasa yang peduli ke proyek mereka dan media untuk mempublish karya mereka
(Foto atau ilustrasi dipenuhi dari Google Image)